Monday, September 27, 2010

Anjing pun boleh berdoa makan, manusia yang pandai bercakap pun malu mau berdoa makan.

Untuk renungan bersama.

Read more...

Sunday, September 26, 2010

Kisah- kisah Anjing yang Setia

Share
Greyfriars Bobby


Greyfriars Bobby adalah anjing yang menjadi terkenal setelah tuannya meninggal. John Gray meninggal pada 8 Februari 1858 di Edinburgh, Skotlandia, tidak meninggalkan apa-apa kecuali seekor anjing kecil Skye terrier bernama Bobby. Sehari setelah pemakaman, kurator melihat Bobby berbaring di gundukan tanah segar. Dia segera mengusir anjing kecil itu, tapi keesokan harinya ia kembali. Sekali lagi, kurator mengusirnya, tetapi pada hari ketiga-meskipun dingin dan hujan-Bobby sudah kembali. Akhirnya, kurator kasihan pada anjing miskin itu dan membiarkan dia tinggal. Akhirnya ia kemudian dikenal sebagai Greyfriars Bobby, anjing penjaga yang setia di mana majikannya dimakamkan.
Selama empat belas tahun, Bobby tetap setia menjaga dan mengawasi makam pemiliknya, ia jarang meninggalkan makam tuannya kecuali untuk mengambil makan siang tepat pada pukul satu.




Ketika ia meninggal, ia dimakamkan persis di gerbang di Greyfriars Kirkyard. Di batu nisannya tertulis, "Greyfriars Bobby - meninggal 14 Januari 1872 - berusia 16 tahun - Biarlah kesetiaan dan pengabdian menjadi pelajaran bagi kita semua."

Greyfriars Bobby telah pergi selamanya, tetapi dia tidak dilupakan. Tak lama setelah kematiannya, sebuah patung dibangun untuk menghormatinya. Kisah anjing ini muncul dalam versi fiksi yang diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Greyfriars Bobby oleh Eleanor Atkinson. Pada tahun 1961, buku itu dibuat menjadi sebuah film berjudul Greyfriars Bobby: The True Story of a Dog. Film lain yang dirilis pada tahun 2006 berjudul The Adventures of Greyfriars Bobby dan dibintangi oleh Oliver Golding dan Christopher Lee.

Hachiko

Hachiko (juga dieja Hachik?) adalah anjing jantan jenis Akita yang dibawa ke Tokyo oleh pemiliknya Hidesaburo Ueno. Ueno adalah seorang profesor di Universitas Tokyo. Setiap pagi, Ueno mengajak Hachiko untuk ikut mengantar dia naik kereta api dan sorenya anjing ini akan menunggu Ueno kembali di dekat stasiun kereta api Shibuya. Ueno meninggal karena stroke pada bulan Mei 1925, tetapi itu tidak menghentikan Hachiko untuk menantikan tuannya pulang. Dia kembali ke stasiun kereta api terus-menerus selama kurang lebih sebelas tahun, dengan sabar menunggu tuannya kembali.
Sekitar setahun setelah kematian Ueno, salah satu mantan siswa Ueno melihat Hachiko menunggu seperti biasanya dan, setelah mengikuti Hachiko pulang, ia belajar tentang anjing yang luar biasa ini. Siswa ini menulis dan menerbitkan beberapa artikel tentang kesetiaan Hachiko yang menakjubkan terhadap pemiliknya. Akhirnya, surat kabar nasional mengangkat kisah tersebut dan Hachiko segera menjadi terkenal. Dia juga mendapat julukan "Chu-ken Hachiko" atau "Hachiko anjing yang setia."


Pada tahun 1934, seorang seniman mendirikan patung Hachiko di Shibuya Stasiun, dan Hachiko hadir untuk peresmian patung ini. Patung ini didaur ulang selama Perang Dunia II, tetapi kemudian dibuat lagi oleh anak dari seniman pembuat patung Hachiko yang pertama pada tahun 1948. Patung Hachiko yang lain berdiri di kota kelahirannya di depan Stasiun Odate dan patung ketiga telah didirikan di depan Museum Akita di Odate.

Hachiko akhirnya meninggal pada tahun 1935. Jenazahnya telah diawetkan dan disimpan di National Science Museum di Ueno, Tokyo. Kisah hachiko diangkat kembali ke layar lebar dengan dibintangi aktor Amerika Richard Gere.

Old Shep

Shep adalah border collie yang mengikuti tuannya tercinta ke mana-mana. Ketika tuannya meninggal pada tahun 1936, Shep mengikuti peti mati tuannya ke stasiun kereta api di Fort Benton, Montana. Ketika mereka menolaknya untuk ikut dalam kereta, Shep menunggu di halaman stasiun dan menunggu tuannya kembali.



Selama enam tahun, Shep memeriksa setiap kereta yang tiba di stasiun untukmengecek apakah tuannya telah kembali. Tragisnya, Shep ditabrak oleh kereta api yang lewat pada tahun 1942. Ceritanya itu diabadikan dalam sebuah buku berjudul Forever Faithful-the Story of Shep. Untuk mengenang kesetiaan anjing ini, dibangunlah patung perunggu besar untuk dirinya di sebuah taman kecil di dekat sebuah sungai. Di tugunya ada prasasti kecil dengan tulisan "Forever Faithful".

Read more...

Friday, September 3, 2010

Tidak biaya untuk yang namanya KASIH

Seorang petani mempunyai beberapa anak anjing yang ia harus jual. Ia pun membuat brosur iklan mengenai 4 anak anjing tersebut. Setelah itu, ia pun mulai menyebarkan iklan tersebut ke sejumlah wilayah dengan cara memakunya ke pohon-pohon besar. Saat ia hendak menancapkan brosur iklan terakhir, seorang anak kecil menghampirinya dari belakang. "Tuan," katanya, "Saya ingin membeli salah satu anak anjing Anda."

"Yah," kata si petani, sambil mengusap keringat dari tengkuknya, "anak anjing ini datang dari induk yang baik dan harganya sangat mahal."

Anak itu menjatuhkan kepalanya sejenak. Kemudian menjangkau jauh ke dalam sakunya. Pada saat tangan kanannya keluar, sejumlah uang ada dalam genggamannya. Uang tersebut diberikan ke petani. "Saya punya tiga puluh sembilan sen. Apakah itu cukup untuk melihatnya?"

"Tentu," kata si petani. Ia pun mengajak si anak kecil berjalan dengannya ke rumah. Sesampainya di halaman depan rumah, sang petani ini pun bersiul memanggil salah satu anak anjingnya. "Sini, Dolly!" ucapnya. Anak anjing yang dipanggil pemiliknya itu pun keluar.

Dengan langkah terpatah-patah, Dolly si anak anjing pun mendatangi sang petani. Anak kecil ini begitu senang dengan kehadiran Dolly. Dengan riangnya ia pun mengelus bulu anak anjing tersebut. Tak lama kemudian, petani itu pun meminta sang anak kecil mengembalikan anjing tersebut karena waktu untuk melihat dan bermain sudah habis.

Pada saat Dolly dilepas dan kembali bermain dengan 3 anak anjingnya yang lain, anak kecil ini pun menyatakan kepada si petani ingin memiliki salah anjing miliknya."Saya ingin satu," kata anak kecil, menunjuk Dolly. Petani itu berlutut di samping anak itu dan berkata, "Nak, kamu tidak akan ingin anak anjing itu. Ia tidak akan pernah bisa berlari dan bermain seperti anjing lainnya." Anak kecil itu pun tersenyum dan mulai menggulungkan salah satu celananya. Betapa kagetnya sang petani karena salah satu kaki anak tersebut dipasangkan penyangga kaki.

"Anda lihat Pak, saya sendiri juga tidak berjalan terlalu baik, dan anjing lucu tersebut sepertinya membutuhkan seseorang yang mengerti akan keadaan dirinya" ujar anak kecil tersebut. Dengan penuh air mata, petani pun membungkukkan badannya. Tangannya terlihat mengambil seekor anak anjing yang tadi ia panggil. Dengan hati-hati ia pun menyerahkan Dolly kepada anak kecil tersebut. "Berapa?" tanya anak kecil itu. "Gratis," jawab petani, "Tidak ada biaya untuk yang namanya kasih."

“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” (I Petrus 1:22).

Read more...

Friday, June 25, 2010

The Devil & The Duck

There was a little boy visiting his grandparents on their farm. He was given a slingshot to play with out in the woods. He practiced in the woods; but he could never hit the target. Getting a little discouraged, he headed back for dinner.



As he was walking back he saw Grandma's pet duck. Just out of impulse, he let the slingshot fly, hit the duck square in the head and killed it. He was shocked and grieved!

In a panic, he hid the dead duck in the wood pile; only to see his sister watching! Sally had seen it all, but she said nothing.

After lunch the next day Grandma said, 'Sally, let's wash the dishes'.

But Sally said, 'Grandma, Johnny told me he wanted to help in the kitchen.'

Then she whispered to him, "Remember the duck?'

So Johnny did the dishes.

Later that day, Grandpa asked if the children wanted to go fishing and Grandma said, 'I'm sorry but I need Sally to help make supper.'

Sally just smiled and said, 'well that's all right because Johnny told me he wanted to help?

She whispered again, 'Remember the duck?' So Sally went fishing and Johnny stayed to help.

After several days of Johnny doing both his chores and Sally's; he finally couldn't stand it any longer.

He came to Grandma and confessed that he had killed the duck.

Grandma knelt down, gave him a hug and said, 'Sweetheart, I know. You see, I was st andi ng at the window and I saw the whole thing, but because I love you, I forgave you. I was just wondering how long you would let Sally make a slave of you.'


Thought for the day and every day thereafter:
Whatever is in your past, whatever you have done...? And the devil keeps throwing it up in your face (lying, cheating, debt, fear, bad habits, hatred, anger, bitterness, etc.)....whatever it is....You need to know that:
God was st andi ng at the window and He saw the whole thing.

He has seen your whole life... He wants you to know that He loves you and that you are forgiven. He's just wondering how long you will let the devil make a slave of you.


The great thing about God is that when you ask for forgiveness;
He not only forgives you, but He forgets.
It is by God's grace and mercy that we are saved.
Go ahead and make the difference in someone's life today.
Share this with a friend and always remember:
God is at the window!
When Jesus died on the cross; he was thinking of you!

Read more...

Saturday, June 12, 2010

Martin Nievera LIVE - Our Father / I Believe

God Bless Malaysia too..amen

Read more...

Kisah Michelle Price

Michelle Price adalah gadis kecil periang yang senang memanjat pohon, menunggang kuda, bermain ski, bercerita tentang banyak kisah, dan menyanyi. Dengan keluarga Kristen yang mengasihi dia, hidup Michelle seolah tak memiliki sedikit beban pun sampai ia berumur 8 tahun, ketika kaki kanannya mulai terasa sakit dan bengkak.

Setelah beberapa dokter melakukan pemeriksaan, mereka mengatakan kepada orang tua Michelle bahwa Michelle menderita salah satu jenis penyakit kanker tulang yang mematikan. Dokter itu berkata bahwa kesempatan untuk hidup kurang dari 4%, dan sebagian besar kakinya harus diamputasi.

Orang tua Michelle sangat ketakutan tentang bagaimana mereka harus menceritakan hal tersebut kepadanya. Ketika mereka akhirnya menceritakan kepada Michelle, maka reaksi pertama dari Michelle: "Oh Papa, saya tidak akan dapat berdansa lagi jika saya tidak memunyai kaki! Saya tidak mau menjadi seorang yang cacat!" Dia menangis terisak-isak untuk beberapa menit. Tetapi ketika ia melihat wajah ibunya dipenuhi air mata, ia berhenti menangis, mengambil napas panjang, dan berkata, "Saya akan baik-baik saja, Mami. Jangan menangis." Sambil menepuk-nepuk wajah ibunya, ia melanjutkan, "Saya memang takut ketika Papa menceritakan kepada saya, tetapi Yesus membuat hati saya tenang. Saya akan baik-baik saja. Percayalah, Mam."

Michelle, dengan perlahan, bertanya kepada ayahnya mengapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi. Dan ketika ayahnya menjawab tidak tahu, Michelle berpikir untuk beberapa saat sebelum ia berkata, "Mungkin saya tahu jawabnya, jika para dokter itu belum memiliki obat untuk mengobati penyakit saya, mungkin mereka dapat mempelajari kaki saya dan menemukannya. Sehingga mereka dapat membantu anak-anak lain yang sakit seperti saya."

Para dokter mengamputasi kaki Michelle sampai 4 -- 5 inci di atas lutut (± 13 cm). Michelle menangis ketika pertama kali ia melihat kakinya yang terbalut. Namun kemudian, ia menceritakan kepada ibunya betapa takutnya ia pada saat berada dalam ruang operasi ... sampai ia mengingat bahwa ia tidak sendiri. Yesus berada bersamanya.

Untuk beberapa waktu lamanya, Michelle merasakan rasa sakit yang menggigit. Urat syaraf di kakinya terus-menerus mengatakan kepada otaknya bahwa sesuatu yang salah terjadi sehingga menyebabkan rasa sakit itu. Namun, 3 hari setelah operasi dilakukan, ia mengagetkan dokternya dengan melukis wajah yang tersenyum pada pembalut di kakinya yang buntung. Dokter itu mengatakan kepada orang tua Michelle bahwa biasanya dibutuhkan waktu berminggu-minggu sebelum seseorang yang diamputasi dapat menerima keadaannya.

Setelah 5 hari berlalu semenjak operasi dilakukan, para dokter mulai memberikan kemoterapi kepada Michelle ... obat yang sangat kuat yang diciptakan untuk membunuh sel-sel kanker. Dan dikarenakan kanker pada Michelle sangat mematikan, maka mereka memberikan dosis 1000 kali lebih besar dari biasanya.

Dalam waktu singkat, obat itu membuat semua rambut Michelle rontok. Setiap pengobatan membuatnya merasa amat sakit. Ia muntah dan menggigil. Tetapi setiap kali seseorang datang menjenguknya dan bertanya bagaimana rasanya, ia menjawab, "Doing Ok!", sehingga ia tidak membuat orang lain merasa tidak enak.

Setelah 4 minggu berada di rumah sakit, ia diizinkan untuk pulang beberapa hari. Ketika ia berjalan-jalan dengan ayahnya, ia menyadari para tetangga merasa tidak nyaman berada di sisinya, karena kaki dan kepalanya yang gundul. Untuk membuat mereka merasa lebih baik, ia justru mengunjungi rumah para tetangga dan menceritakan kepada mereka tentang kanker. Bahkan, Michelle meminta mereka untuk tidak ragu-ragu bertanya.

Michelle menjalani kemoterapi selama 18 bulan dan menunjukkan sikap tegar yang amat besar pada saat melalui semua ketidaknyamanan itu. Ketika ia merasa lebih baik, ia mengunjungi anak-anak lain di rumah sakit yang juga menderita kanker dan berusaha membuat mereka gembira. Dan setelah pemeriksaan menunjukkan bahwa kankernya telah sembuh, hati Michelle dipenuhi rasa ucapan syukur.

Dengan berjalannya waktu, ia belajar bermain ski dengan satu kaki dan menjalankan "skate board" serta bermain "soccer" dengan menggunakan kruk (penyangga kaki). Setelah ia berhasil mendapatkan medali pada sebuah kontes ski nasional bagi orang-orang cacat, Wayne Newton memberikan penghargaan olahraga bagi orang-orang cacat pada TV nasional karena keberaniannya.

Ketika Newton melihat bagaimana ia menghabiskan waktunya berusaha membuat orang lain bahagia, ia menjadi sangat kagum kepada Michelle dan memberikan kejutan hadiah istimewa pada hari ulang tahunnya ..., seekor kuda!

Pada suatu hari, Michelle berkata kepada ibunya bahwa kadang-kadang ia merasa sedih karena diperlakukan berbeda pada waktu berolahraga, dan ia juga sering merenung apakah ada anak laki-laki yang akan menyukainya karena ia hanya memiliki satu kaki. Kemudian ia menambahkan, "Saya merasa bersalah jika merasa susah. Tuhan akan berpikir saya tidak cukup berterima kasih atas apa yang telah Dia lakukan kepada saya. Saya berpikir, saya melihat kepada kesusahan lebih banyak dan tidak cukup melihat kepada kebaikan."

Ketika Michelle beranjak dewasa, ia menjadi seorang pemain ski cacat termuda di seluruh dunia, seorang model, pembicara, dan seorang penunggang kuda nomor satu bagi orang-orang cacat. Ia melanjutkan kuliah dan kemudian bekerja di sebuah pusat pelayanan orang-orang yang tidak memiliki tangan atau kaki. Tahun 1993, ia menerima penghargaan atas keberaniannya oleh American Cancer Society.

Saat ini Michelle adalah seorang istri dan ibu muda. Ia bermimpi untuk dapat memiliki sebuah perkemahan bagi anak-anak cacat sehingga mereka dapat memiliki sikap positif terhadap keberadaan mereka.

Sumber asli: Courageous Christians by Joyce Vollmer Brown

Read more...

Tuesday, April 27, 2010

Cry On My Shoulder By Overflow

Read more...

Monday, February 22, 2010

Kisah Nyata - Kebesaran Jiwa Seorang Ibu

Sebuah kisah lama yang patut dibaca dan direnungkan berkali- kali betapa baiknya ibunda kita, bagaimana besarnya pengorbanan ibunda kita dstnya

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor
senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini
betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya
kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan
pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur,
cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada
anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain.
Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh
sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil.
Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran
usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. "Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan.
Jangan di ungkit lagi". Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik. Ketika membaca kisah ini di media cetak, saya sempat menangis karena tidak sempat bersujud di hadapan mamaku. Mamaku telah meninggal 3 th lebih saat itu.

Teman2 yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya. Selagi masih ada waktu ya.

Source : Kumpulan Renungan Harian

Read more...

Saturday, February 20, 2010

Selamat Berpuasa dan Berpantang

Shallom kepada semua SWAY dan para pelawat..

Lama juga tidak memcoret coret di sini ni, selalunya copy paste ja artikel yang saya berkenaan dan berfaedah untuk sharing...rasanya macam baru saja kita berada di Tahun 2010...masa berjalan tanpa kita sedari dan sekarang sudah masuk musim puasa dan berpantang...maksudnya banyak la kita kena berpantang ni, mana yang selalu kita buat tu kena kasi had la...kita semua fikirla sendiri kan, besar panjang sudah..

Hari ni sudah masuk Minggu Pertama Musim Puasa,setiap tahun saya akan berazam mau berpuasa kunun..tapi selalu ja gagal buat, rekod puasa yang sy dpt buat rasa rasanya dalam 3 hari direct saja...ada saja halangan ni,terlupa la..mcm2 lagi..tapi apa yang di tekankan sini ialah hari Jumaat haruslah berpuasa segala jenis daging yang ada...kita berilah hari Jumaat ni sebagai hari memboikot daging..rasanya boleh bah tu...1 hari saja..

Tahun ni Hari Rabu Abu saya tidak dapat join misa dia, buka tidak mau pegi, tapi terpaksa kerja luar hari tu, sudah plan bawa baju n direct pegi gereja..tp tiba2 bos suruh ikut bos 1 lagi buat kerja di Perpustakaan Desa di Perak..9 malam baru sampai rumah..kira mau puasa penuh..tp tidak dapat...

Apa apa pun, semuanya tu bukan alasan kalau kita mau betul2 berpuasa bah kan...lagi pun suka jugak ni musim puasa, boleh diet dan berjimat...;D

"SELAMAT BERPUASA DAN BERPANTANG"

Read more...

Friday, February 19, 2010

WHAT FAITH CAN DO BY KUTLESS

What Faith Can Do" worship song from Kutless from the new worship album, "It Is Well" .I Like this song, the lyric is such a good motivation for us.

Read more...

Tuesday, February 9, 2010

24 Things to Always Remember. . . and One Thing to Never Forget

your presence is a present to the world.
You're unique and one of a kind.
Your life can be what you want it to be.
Take the days just one at a time.

Count your blessings, not your troubles.
You'll make it through whatever comes along.
Within you are so many answers.
Understand, have courage, be strong.

Don't put limits on yourself.
So many dreams are waiting to be realized.
Decisions are too important to leave to chance.
Reach for your peak, your goal, and your prize.

Nothing wastes more energy than worrying.
The longer one carries a problem, the heavier it gets.
Don't take things too seriously.
Live a life of serenity, not a life of regrets.

Remember that a little love goes a long way.
Remember that a lot . . . goes forever.
Remember that friendship is a wise investment.
Life's treasures are people . . . together.

Realize that it's never too late.
Do ordinary things in an extraordinary way.
Have heath and hope and happiness.
Take the time to wish upon a star.

And don't ever forget . . .
For even a day . . .
How very special you are.

Read more...

Monday, January 25, 2010

JOHN 3 :16

This is so beautiful!
John 3:16


A little boy was selling newspapers on the corner,
the people were in and out of the cold.

The little boy was so cold that he wasn't trying to sell
many papers.

He walked up to a policeman and said,
"Mister, you wouldn't happen to know where a poor boy could
find a warm place to sleep tonight would you?
You see, I sleep in a box up around the corner there and
down the alley and it's awful cold in there for tonight.
Sure would be nice to have a warm place to stay."


The policeman looked down at the little boy and said, "You
go down the street to that big white house and you knock
on the door. When they come out the door you just say
John 3:16, and they will let you in."

So he did. He walked up the steps and knocked on the
door, and a lady answered. He looked up and said,
"John 3:16." The lady said, "Come on in, Son."

She took him in and she sat him down in a split bottom
rocker in front of a great big old fireplace, and she went
off. The boy sat there for a while and thought to himself:
John 3:16....I don't understand it, but it sure makes
a cold boy warm.

Later she came back and asked him "Are you hungry ?"
He said, "Well, just a little. I haven't eaten in a couple of
days, and I guess I could stand a little bit of food,"

The lady took him in the kitchen and sat him down to a table
full of wonderful food. He ate and ate until he couldn't eat
any more. Then he thought to himself:
John 3:16...Boy, I sure don't understand it but it sure
makes a hungry boy full.

She took him upstairs to a bathroom to a huge bathtub
filled with warm water, and he sat there and soaked for a
while. As he soaked, he thought to himself: John 3:16 ...
I sure don't understand it, but it sure makes a dirty boy
clean. You know, I've not had a bath, a real bath, in my
whole life. The only bath I ever had was when I stood in
front of that big old fire hydrant as they flushed it out.
The lady came in and got him. She took him to a room,
tucked him into a big old feather bed, pulled the covers
up around his neck, kissed him goodnight and turned out
the lights. As he lay in the darkness and looked out the
window at the snow coming down on that cold night,
he thought to himself: John 3:16 ...I don't understand it but
it sure makes a tired boy rested.

The next morning the lady came back up and took him
down again to that same big table full of food. After he
ate, she took him back to that same big old split bottom
rocker in front of the fireplace and
picked up a big old Bible.

She sat down in front of him and looked into his young face.
"Do you understand John 3:16 ? " she asked gently. He
replied, "No, Ma'am, I don't. The first time I ever heard it
was last night when the policeman told me to use it,"
She opened the Bible to John 3:16 and began to explain
to him about Jesus . Right there, in front of that big old fireplace,
he gave his heart and life to Jesus. He sat there
and thought: John 3:16 -- don't understand it, but it sure
makes a lost boy feel safe.


You know, I have to confess I don't understand it either,
how God was willing to send His Son to die for me, and how
Jesus would agree to do such a thing. I don't understand
the agony of the Father and every angel in heaven as
they watched Jesus suffer and die. I don't understand the intense
love for ME that kept Jesus on the cross till the end.
I don't understand it, but it sure does make life worth living.

John 3:16 For God so loved the world, that he gave his only
begotten Son, that whosoever believeth in him should
not perish, but have everlasting life.

Jesus said, "If you are ashamed of me, I will be ashamed
of you before my Father."

Read more...

Friday, January 15, 2010

LIMA MACAM PENYESALAN






Read more...

SWAY 2009 SLIDESHOW PRESENTATION

Read more...

Wednesday, January 13, 2010

Calling all my Friends and SWAYan to join "I AM WHOLE LIFE"

Join and become a voice for the voiceless, a reminder for the forgotten, a friend of the friendless, a champion for the oppressed, and a protector of the defenseless.

Klick the link below
I AM WHOLE LIFE

Read more...

Tuesday, January 12, 2010

December 2009 S.W.A.Y Memories












Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP